SEJARAH INDONESIA MASA PRA’AKSARA
Setelah mempelajari modul ini maka akan dapat;
1. menjelaskan sumber-sumber sejarah dan cara menentukan usia peninggalan sejarah.
2. menjelaskan pembabakan masa pra-aksara berdasarkan geologi.
3. menjelaskan pembabakan masa pra-aksara berdasarkan alat kebudayaaannya.
4. menjelaskan ciri-ciri kehidupan masyarakat masa pra-aksara.
5. menjelaskan corak kehidupan masa pra-aksara.
6. menjelaskan jenis-jenis manusia purba.
Inti Materi
1. Sumber-sumber sejarah dan cara menentukan usia peninggalan sejarah.
2. Pembabakan masa pra-aksara berdasarkan geologi
3. Pembabakan masa pra-aksara berdasarkan alat kebudayaaan
4. Ciri-ciri kehidupan masyarakat masa pra-aksara
5. Corak kehidupan masa pra-aksara.
6. Jenis-jenis manusia purba
<!–[if mso & !supportInlineShapes & supportFields]> SHAPE \* MERGEFORMAT <![endif]–>
Jika pernah melihat film Flinstone maka yang terlintas dalam benak kita adalah kehidupan manusia pada awalnya masih dalam pola yang sangat sederhana, seperti menggunakan alat kehidupan dengan batu. Untuk lebih jelasnya simaklah modul ini!
|
<!–[if mso & !supportInlineShapes & supportFields]> <![endif]–>
Sebelum berbicara tentang bagaimana sejarah indonesia zaman pra-aksara, akan lebih baik jika terlebih dahulu membahas tetang sejarah. Apa seh sejarah itu? Karena, melihat kenyataan selama ini banyak sekali teman-teman yang mungkin menganggap sejarah itu tidak terlalu penting. Nah, jika kita pahami dari dasar dapat tampak suatu keunikan dalam sejarah yang tentunya dapat menarik keingintahuan kita untuk mempelajarinya. Belajar sejarah itu sebenarnya asyik, banyak jalan-jalannya, mungkin karena dipengaruhi zaman yang terus berkembang dan IPTEK juga yang semakin berkembang. Jadi, banyak yang menyepelekan kali ya.
What is history???
Kata sejarah sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi mungkin arti kata sejarah yang tepat belum kita ketahui. Untuk itu, supaya lebih jelasnya lagi akan kita bahas makna dari kata sejarah. Kata sejarah berasal dari bahasa Arab “syajarah” (sajaratun) artinya pohon, di Indonesia sejarah sering diidentikan dengan silsilah yaitu daftar keturunan atau asal-usul yang di dalamnya dibuat skema menyerupai pohon yang lengkap dengan cabangnya. Dalam bahasa Inggris sejarah disebut history yang artinya masa yang telah lampau. Sehingga terdapat kesamaan antara kedua pengertian tersebut yaitu sama-sama membahas tentang masa yang telah lampau. Berdasarkan pengertiannya maka ilmu sejarah dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari kehidupan manusia pada masa lampau. Sedangkan rangkaian peristiwa yang terjadi pada masa lampau dimana manusia belum meengenal tulisan dan menghasilkan berita tertulis disebut dengan zaman pra-aksara.
Jejak-jejak sejarah!!
Jejak-jejak peristiwa sejarah dapat dijadikan sumber sejarah yang digunakan untuk menyusun penulisan sejarah. Sumber-sumber sejarah terdapat beberapa macam, antara lain;
ü Sumber-sumber benda, berupa peninggalan-peninggalan benda yang berhubungan dengan kehidupan manusia pada masa lampau, misalnya bangunan dan alat kehidupan sehari-hari.
ü Sumber-sumber tertulis, berupa hasil tulisan manusia masa lampau, misalnya prasasti, naskah, kitab, dokumen, kaligrafi, suluk,syair dan babad.
ü Sumber lisan (oral history), berupa hasil kesaksian langsung dari orang-orang yang terlibat dalam suatu peristiwa ataupun orang-orang yang menyaksikan peristiwa.
Dalam menentukan usia peninggalan sejarah maka terdapat tiga cara, sebagai berikut;
a. Tipologi
Tipologi adalah cara penentuan umur berdasarkan bentuk (tipe) benda peninggalan. Makin sederhana bentuk benda maka makin tua usia benda tersebut. Namun cara ini efektifitasnya masih diragukan karena benda yang sederhana belum tentu dibuat terlebih dahulu dari benda yang lebih sempurna pembuatannya.
b. Stratigrafi
Stratigrafi adalah suatu cara penentuan umur relative berdasarkan lapisan tanah dimana benda berasal. Makin bawah lapisan tanah maka semakin tua benda yang ditemukan. Namun efektifitas cara ini masih diragukan karena akibat ulah manusia permukaan tanah dapat teraduk. Sehingga hanya ahli geologi saja yang mampu menentukan jenis lapisan tanah.
c. Kimiawi
Cara kimiawi ialah cara penentuan umur berdasarkan kandungan unsur-unsur kimianya. Misalnya, unsur C14 (Carbon 14) atau unsur Argon.
Pembabakan Pra-aksara Berdasarkan Geologi
Menurut geologi dan ilmu falak bumi yang ditempati manusia ini berbentuk bola yang amat panas yang berputar pada porosnya. Berputarnya bola gas raksasa yang amat panas tersebut berlangsung berjuta-juta tahun dan lama kelama-lamaan bagian luar tersebut menjadi padat karena temperature bumi berangsur-angsur menurun dan terbentuklah kulit bumi.
Zaman glacial pada zaman pleistosen yang berganti-ganti mengakibatkan berbagai perubahan iklim di seluruh dunia yang sangat berpengaruh pada ekosistem dunia. Binatang-binatang yang hidup banyak yang berbulu tebal sehingga dapat bertahan hidup seperti gajah purba (Mamouth), sedangkan yang tidak berbulu tebal terpaksa berpindah mencari tempat yang memungkinkan untuk hidup. Pada zaman tersebut terjadi migrasi binatang dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Pada zaman pleistosen temperature bumi berubah-ubah terkadang dinggin atau panas. Pada waktu temperature bumi naik maka permukaan es akan mencair. Akibatnya permukaan air laut naik (interglasial). Sedangkan saat temperature bumi turun permukaan bumi akan menjadi es sehingga terjadilah zaman glacial. Selama masa pleistosen bumi telah mengalami empat kali zaman glacial. Pada zaman glacial, Nusantara terbagi menjadi dua bagian yakni bagian barat menjadi satu dengan Asia ( Dataran Sunda)) dan bagian timur bersatu dengan Australia (Dataran Sahul) .
Zaman Archaekum (Azoikum), berlangsung + 2500 juta tahun
|
Keadaan bumi masih panas sehingga belum ada kehidupan.
|
Zaman Paleozoikum, berlangsung + 300 juta tahun
|
Makhluk hidup mulai ada (hemah dan tumbuhan kerena suhu bumi sudah mendingin . Hewan yang ada adalah hewan yang tidak bertulang belakang, seperti ikan, ganggang, rumputan. Iklim masih berubah-ubah dan curah hujan tinggi.
|
Zaman Mezozoikum, berlangsung +150 juga tahun .
|
Reptil mencapai bentuk yang sangat besar (raksasa), misalnya Dinausaurus, Atlantosaurus, Tyrannosaurus.
|
Zaman Neozoikum atau Kainozoikum, berlangsung sekitar 60juta tahun. Terbagi menjadi dua yaitu;
-Zaman tersier
-Zaman kuarter, masa ini terbagi menjadi dua bagian;
Ø Kala Pleistosin atau Diluvium, berlangsung selama600.000tahun (zaman glacial). Terbagi menjadi; pleistocen,pliosen,milosen,
Oligosen,Eosen, dan paleosen.
Ø Kala Holosin atau Alluvium, berlangsung sejak 20.000 tahun yang lalu.
|
Sejak masa pleistosen reptile besar punah, kera mulai timbul, binatang menyusui mulai banyak, sejak masa mitosen orang utan mulai ada. Pada masa pleistosen es dari kutub utara mencair hingga menutupi sebagian Eropa Utara, Asia Utara dan Amerika Utara. Sedangkan pada masa holosin manusia jenis homo sapiens sudah mulai hidup.
|
Pembabakan Pra-aksara Berdasarkan Alat Kebudayaannya
A. Zaman Batu
Zaman batu menunjuk pada suatu periode di mana alat-alat kehidupan manusia umumnya/dominan terbuat dari batu, walaupun ada juga alat-alat tertentu yang terbuat dari kayu dan tulang. Zaman batu dikenal juga sebagai zaman dimana manusia belum mengenal logam dan alat-alat yang paling utama dikenal pada saat itu yaitu alat-alat yang terbuat dari batu. Namur, tidak dapat sangsikan bahwa pada saat itu juga tela hada pula alat-alat yang terbuat dari kayu atau bambu, akan tetapi bekas dari alat-alat tersebut tak berbekas.
Dari alat-alat peninggalan zaman batu tersebut, melalui Metode Tipologi (cara menentukan umur berdasarkan bentuk atau tipe benda peninggalan), maka zaman batu dibedakan lagi menjadi 3 periode/masa, yaitu:
1. Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Zaman Batu Tua/ Palaeolithikum Merupakan suatu masa di mana alat-alat hidup terbuat dari batu kasar dan belum diasah/diupam, sehingga bentuknya masih sederhana. Misalnya seperti kapak genggam
Gambar 1. Kapak Genggam
Tingkat kecerdasan manusia yang hidup pada masa ini masih sangat rendah, sehingga apa saja yang tersedia di alam atau apa saja yang ditemukan akan dipergunakan untuk penunjang kehidupan mereka serta keperluan mereka. Lalu lama-kelamaan terdapat pengalaman bahwa batu adalah bahan utama. Namun, tidak sembarang batu yang dipergunakan, mereka harus mencari dulu batu yang kersan dan kuat. Setelah batu itu didapat, maka tidak dapat langsung di gunakan. Batu tersebut harus dibentuk dulu sesuai dengan bentuk apa yang akan digunakannya. Dengan demikian, maka kepandaian manusia semakin meningkat, segala sesuatu yang baru muncul kemudian mencerdaskan otak mereka, dan kemudian perkembangan akal inilah yang akhirnya memberi kedudukan tertinggi pada manusia di antara semua mahluk ciptaan Tuhan.
Ciri-ciri dari zaman batu tua/ palaeolithikum ini, adalah sebagai berikut:
– pembuatan alat-alat yang digunakan masih sangat kasar, tidak di asah atau di haluskan.
Gambar 2: jenis-jenis peninggalan zaman Palaeolithikum
– Manusia yang hidup pada masa ini belum bertempat tinggal tetap (nomaden) atau hidupnya berpindah-pindah, masih hidup mengembara.
– Masih bersifat food gathering (mencari dan meramu makanan)
– Contoh alat yang digunakan antara lain: kapak genggam, kapak perimbas, dan alat-alat serpih.
2. Zaman Batu Tengah (Mesolithikum)
Merupakan masa peralihan di mana cara pembuatan alat-alat kehidupannya lebih baik dan lebih halus dari zaman batu tua. Contohnya: Pebble/Kapak Sumatera. Alat-alat yang digunakan pada zaman ini masih menyerupai alat-alat palaeolithikum. Manusia pada masa ini sudah mulai bertempat tinggal tetap.
Ciri – cirinya adalah :
Gambar .: alat-alat peninggalan zaman Mesolithikum
Gambar 5. Peta jalur penyebaran kebudayaan Mesolithikum
KUIS ! Kehidupan manusia pada masa mesolithikum, masih belum banyak berubah dan masih dipengaruhi oleh cara-cara hidup masa sebelumnya. Mereka beertempat tinggal di gua-gua atau di bukit kerang tepi sungai/pantai, yang tidak jauh dari sumber air dan padang rumput atau hutan kecil tempat mereka berburu. Pertanyaannya;
1. Mengapa manusia purba hidupnya cenderung berkelompok-kelompok?
2. Mengapa manusia purba cenderung memilih tempat tinggal di dalam gua dan tempat yang dekat dengan sumber air?
3. Zaman Batu Muda/ Neolithikum
Zaman batu muda/ neolithikum merupakan suatu masa di mana alat-alat kehidupan manusia dibuat dari batu yang sudah dihaluskan, serta bentuknya lebih sempurna dari zaman sebelumnya. Selain di asah dan di upam, alat yang dihasilkan kini telah banyak pula yang indah. Kecuali tembikar, pada masa ini manusia juga telah mengenal tenunan. Orang-orangnya sudah bertemapt tinggal menetap dan telah pula mengenal bercocok tanam.
Gambar 6: alat-alat peninggalan zaman Neolithikum (Kapak lonjong)
Gambar7.Peninggalan zaman Neolithikum
(kapak persegi)
B. Zaman Logam
Dimulainya zamanlogam bukan berarti berakhirnya zaman batu, karena pada zaman logampun alat-alat dari batu terus berkembang bahkan sampai sekarang. Sesungguhnya nama zaman logam hanyalah untuk menyatakan bahwa pada zaman tersebut alat-alat dari logam telah dikenal dan dipergunakan secara dominan. Zaman logam disebut juga dengan zaman perundagian.
Zaman logam juga merupakan waktu dimana manusia pada saat itu sudah dapat membuat alat-alat dari logam, yang ternyata lebih kuat dan lebih mudah dikerjakan daripada batu. Sebelum digunakan sebagai bahan untuk keperluannya, logam terlebih dulu harus dilebur dulu. Pada zaman logam ini, manusia sudah jauh lebih tinggi kebudayaannya bila dibandingkan dengan zaman batu.
Perkembangan zaman logam di Indonesia berbeda dengan di Eropa, karena zaman logam di Eropa mengalami 3 fase/ bagian, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Sedangkan di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami zaman tembaga tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Dan hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman perunggu.
Ciri dari zaman perunggu, diantaranya adalah sebagai berikut:
Ø Zaman perunggu, Pada zaman ini orang sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras. Zaman perunggu, hasil budaya yang terbuat dari perunggu antara lain
Gambar 8. Nekara
Ø Zaman besi, Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500°C. Beberapa hasilnya seperti :
Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan. Tidak semua manusia memiliki keahlian untuk membuat barang logam (undagi). Tehnik membuat barang dari logam terdiri dari tehnik a cire perdue dan be valve.
tehnik a cire perdue
Benda yang akan dicetak dibuat dari lilin atau sejenisnya kemudian dibungkus dengan tanah liat yang diberi lubang.Selanjutnya dibakar sehingga lilin itu meleleh. Rongga bekas lilin tersebut diisi dengan cairan perunggu, sesudah dingin cairan membeku dan tanah liat tadi dibuang dan jadilah benda yang diinginkan
be valve
Caranya cetakan logam terbuat dari tanah liat yang diberi rongga dan diberi logam,dan terdiri dua bagian. Cetakan daritanah liat tersebut dibakar seperti membuat gerabah. Cairan perunggu dimasukan kedalam cetakan bivalve tersebut setelah cairan logam dingin dan mengeraskan, cetakan tersebut kemudian dilepas maka jadilah benda yang diinginkan.
Demikianlah uraian materi pembabakan prasejarah berdasarkan arkeologinya. Untuk memudahkan Anda memahami uraian materi di atas, maka simaklah bagan berikut:
Aksi Kamu !#
Kamu membutuhkan;
– Batu manik-manik kecil
– benang nilon
Buatlah simpul pada ujung benang kemudian masukan manik-manik sesuai keinginanmu hingga panjangnya dapat dilingkarkan pada tangan atau lehermu. Setelah selesai ikatkanlah ujung satu dengan lainnya. Hasilnya kamu dapat memakai dan membuat perhiasan seperti apa yang dilakukan oleh manusia pada masa pra-aksara.
◙►Selanjutnya apakah pernah mendengar atau membaca istilah Megalithikum? Megalithikum merupakan suatu istilah kebudayaan batu besar (Mega = besar; Lithos = batu).
C. Zaman Megalithikum
Antara zaman neolithicum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalithicum, yaitu kebudayaan yang mengunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalithicum justru pada zaman logam. Kebudayaan Megalithikum bukanlah suatu zaman yang berkembang tersendiri, melainkan suatu hasil budaya yang timbul pada zaman Neolithikum dan berkembang pesat pada zaman logam. Adapun salah satu contoh budaya Megalithikum dapat Anda lihat pada gambar berikut ini.
Menurut Von Heine Geldern, kebudayaan Megalithikum menyebar ke Indonesia melalui 2 gelombang yaitu :
1. Megalith Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu). Contoh bangunan Megalithikum adalah menhir, punden berundak-undak, Arca-arca Statis.
2. Megalith Muda menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-100 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu). Contoh bangunan megalithnya adalah peti kubur batu, dolmen, waruga Sarkofagus dan arca-arca dinamis.
Apa yang dinyatakan dalam uraian di atas, dibuktikan dengan adanya penemuan bangunan batu besar seperti kuburan batu pada zaman prasejarah, banyak ditemukan manik-manik, alat-alat perunggu dan besi. Hasil kebudayaan megalithikum biasanya tidak dikerjakan secara halus, tetapi hanya diratakan secara kasar dan terutama hanya untuk mendapatkan bentuk yang diperlukan.
Peninggalan kebudayaan megalithikum ternyata masih dapat dilihat sekarang, karena pada beberapa suku-suku bangsa di Indonesia masih memanfaatkan kebudayaan megalithikum tersebut. Contohnya seperti suku Nias.
Menhir
Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain yaitu seperti punden berundak-undak. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk menhir,
Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh nenek moyang. Selain menhir terdapat bangunan yang lain bentuknya, tetapi fungsinya sama yaitu punden berundak-undak
Punden Berudak
Punden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang bertingkat-tingkat dan fungsinya sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal. Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat penemuannya adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur.
Gambar 9. Punden berundak
Setelah Anda mengamati gambar diatas, apa yang terlintas dalam pikiran Anda? Pernahkah Anda melihat bangunan yang bentuknya mirip punden berundak-undak.TentuAnda sudah pernah melihat candi Borobudur, baik secara langsung maupun hanya melalui gambar ataupun televisi. Candi Borobudur di Jawa Tengah adalah bangunan pemujaaan untuk umat Budha, dan menurut Prof. Dr. Sutjipto Wirgosuparto, arsitektur bangunan Borobudur merupakan tiruan atau kelanjutan dari punden berundak-undak.
Persamaan antara Borobudur dengan Punden Berundak-undak adalah sama-sama sebagai bangunan suci karena berfungsi untuk tempat pemujaan. Adapun perbedaannya candi Borobudur merupakan bangunan suci umat Budha, dan bentuk bangunannya sempurna dan indah karena penuh dengan relief dan ragam hias. Sedangkan Punden Berundak-undak hanyalah bangunan biasa yang terbuat dari batu yang disusun bertingkat-tingkat tanpa relief ataupun ragam hias dan sebagai tempat memuja arwah nenek moyang yang sudah meninggal.
Dolmen
Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu. Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat disebut dengan kuburan batu. Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan/Jawa Barat, Bondowoso/Jawa Timur, Merawan, Jember/Jatim, Pasemah/Sumatera, dan Nusa Tenggara Timur.
Untuk mengetahui bentuk Dolmen, dapat diamati dengan gambar berikut!
Gambar10. dolmen
Sarkofagus
Sarkofagus adalah keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari batu. Bentuknya menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi tutup. Dari Sarkofagus yang ditemukan umumnya di dalamnya terdapat mayat dan bekal kubur berupa periuk, kapak persegi, perhiasan dan benda-benda dari perunggu serta besi. Daerah tempat ditemukannya sarkofagus adalah Bali. Menurut masyarakat Bali Sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa sarkofagus dikenal masyarakat Bali sejak zaman logam. Untuk memperjelas pemahaman Anda tentang Sarkofagus, maka amatilah gambar berikut ini.
Gambar11. Sarkofagus
Ciri-ciri Kehidupan Masyarakat Pra-Aksara
Ø Kehidupan Masyarakat Berburu dan Mengumpulkan Makanan.
Gambar12. Ilustrasi kehidupan manusia purba di gua.
Kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan masih sangat sederhana dan sangat tergantung pada apa yang tersedia di hutan. Pada masa ini masyarakat tinggal di alam terbuka seperti di hutan, tepi sungai, gunung, goa atau lembah. Di samping itu, lingkungan alam masa itu belum stabil dan masih liar. Binatang buas menjadi penghalang bagi manusia dalam melaksanakan aktivitasnya.
Masyakat masa berburu dan mengumpulkan makanan telah mengenal hidup berkelompok. Jumlah anggota tiap-tiap kelompok antara 10-15 orang. Mereka hidup selalu berpindah-pindah (nomaden). Perpindahannya itu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hubungan antara anggota kelompok sangat erat . Mereka bekerja bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan hidup serta mempertahankan kelompoknya dari serangan kelompok lain atau serang binatang buas. Meskipun kehidupan masih sangat sederhana namun telah mengenal pembagian tugas. Kaum laki-laki biasanya bertugas untuk berburu dan kaum perempuan bertugas untuk memelihara anak-anak serta mengumpulkan buah-buahan dari hutan. Masing-masing kelompok memiliki pemimpin yang sangat ditaati dan dihormati anggota kelompoknya.
Untuk menunjang kehidupannya manusia mulai membuat alat-alat berburu, alat pemotong, alat pengeruk tanah dan alat lainnya. Para ahli menafsirkan bahwa pembuat alat tersebut dari jenis Pithecanthropus dan kebudayaannya disebut tradisi Paleolithikum (Batu Tua).Alat-alat tersebut banyak ditemukan di Kali Baksoka, daerah Kabupaten Pacitan dan kemudian disebut kebudayaan Pacitan. Penelitian ini dilakukakan oleh G.H.R. von Heckeren, Besuki, dan R.P. Soejono (1953-1954). Penemuan sejenis juga terdapat di daerah Jampang, Kulo (Sukabumi) yang diteliti oleh D. Erdbrinnk, di Gombong, Perigi, dan Tambang Sawah (Bengkulu) diteliti oleh J.H. Houbalt dan lain-lain. Benda-benda hasil antara lain; kapak perimbas, kapak penetak, kapak genggam, pahat genggam, alat serpih, dan alat-alatdari tulang.
Ø Kehidupan Masyarakat Beternak dan Bercocok Tanam
Kemampuan manusia berpikir dalam mempertahankan kehidupannya mulai kerkembang. Hal ini mengkibatkan munculnya kelompok-kelompok yang lebih besar serta menetap. Munculnya kehidupan itu berawal dari upaya untuk menyiapkan persediaan bahan makanan yang cukup dalam satu masa tertentu sehingga tidak perlu mengembara lagi. Mereka mulai hidup dengan bercocok tanam. Kemampuan memproduksi makanan (food producing) menjadi dasar mereka untuk hidup menetap. Mereka mulai menanam jenis tanaman yang semula liar untuk memenuhi kebutuhan mereka. Serta mulai menjinakan hewan yang dapat memenuhi kebutuhan mereka seperti kuda, anjing, kerbau, sapi, dan kambing. Kehidupanbercocok tanam yang dikenal pertama kali adalah berhuma. Berhuma adalah teknik bercocok tanam dengan cara membersihkan hutan dan menanaminya. Agar dapat menetap lama akhirnya mereka membuat persawahan.
Masyarakat sudah memiliki tempat tinggal yang tetap dan memilih tempat tinggal pada tempat ertentu yang dapat menjalin hubungan dengan kelompok lain. Hubungan sosial semakin terjalin dan terorganisir dengan rapi serta terdapat gotong royong. Terdapat seorang pemimpin yang disebut kepala suku.
Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan mereka mengadakan pertukaran barang dengan sistem barter. Barter menjadi awal unculnya system ekonomi. Sistem barter tidak hanya dalam lingkungannya tetapi juga di luar lingkungannya. Kehidupan bertambah maju setelah mengenal logam. Kemampuan mengerjakan memperlihatkan semakin tinggi kemampuan massyarakat.
Peninggalan kebudayaan manusia pada masa ini semakin bertambah banyak jumlahnya baik yang terbuat dari tanah liat, batu dan tulang. Hasil-hasil kebudayaan antara lain; beliung persegi, kapak lonjong, mata panah, gerabah, perhiasan dari tanah liat, kalsedon, yasper dan agat. Selain itu pada masa ini terjadi kebudayaan megalitihikum yang menghasilkan antara lain; menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, punden berundak, waruga, dan arca.
Ø Kehidupan Masyarakat Perundagian
Pada masa ini masyarakat telah mengenal teknik-teknik pengolahan logam perunggu dan besi. Pengolahan tersebut memerlukan tempat pengolahan khusus serta keahlian khusus.. Tempat untuk mengolah logam dikenal dengan nama perundagian dan orang yang memiliki keahlian disebut undagi.
Peninggal sejarah masa perundagian menunjukan kekayaan dan keanekaragaman budaya. Berbagai macam bentuk seni upacara. Kemakmumaran masyarakat diketahui melalui perkembangan teknik pertanian dengan mengenal alat pertanian seperti pisau, bajak, cangkul dan lainnya.
Kepercayaan pada masa perundagian di Indonesia beritikan penghormatan dan pemujaan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan masyarakat memiliki kedudukan penting yang dibuktikan dengan banyaknya penemuan alat-alat upacara dan bangunan pemujaan. Pengaturan masyarakat didasarkan pada kepercayaan seperti setiap tindakan atau peristiwa penting selalu didahului atau disertai upacara untuk memohon doa pada roh leluhur.
Corak Kehidupan Masyarakat Pra-Aksara
Ø Pola Kebudayaan
Perkembangan kebudayaan berdasarkan tempat munculnya kebudayaan tersebut. Kebudayaan agraris muncul dari aktifitas kehidupan masyarakat di pedalaman. Dalam rangka mengolah alam sekitarnya memalui bercocok tanam dan membuka persawahan. Sehingga mereka memerlukan alat seperti bajak, cangkul, sabit dan lainnya. Sedangkan bagi yang tinggal di pantai, kebudayaan yang muncul adalah kebudayaan maritime. Hasil-hasil kebudayaan seperti jala, pancing, tombak, rakit, sampan, dan lainnya.
Ø Unsur-unsur Kebudayaan
Sistem kepercayaan diperkirakan muncul pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, hal ini dibuktikan dengan dengan penemuan lukisan di Gua Leang-leang. Adanya corak kepercayaan dipekuat dengan penemuan kadal di pulau SeramPapua, ditempat yang sama juga ditemukan lukisan perahu yang menggambarkan kendaraan nenek moyang kea lam baka. Sistem kepecayaan semakin berkembang ketika masa megalithikum, masyarakat memuja roh untuk melindungi mereka. Hal ini tampak dalam bentuk upacara penghormatan, persajian dan penguburan. Selain kepercayaan terhadap roh nenek moyang terdapat kepercayaan terhadap kekuatan alam. Sehingga corak kepercayaannya adalah animisme dan dinamisme.
Jenis-Jenis Manusia Purba
Manusia Purba di Indonesia
Ø Meganthropus Paleojavanicus
Meganthropus berarti manusia besar. Fosil ini ditemukan di Sangiran oleh von Koenigswald pada tahun 1914 berupa rahang bawah yang jauh lebih besar dan kuat dari Pithecanthropus Erectus. Sehingga para ahli memperkirakan bahwa fosil ini adalah manusia tertua yang pernah hidup di pulau Jawa. Setelah direkostruksikan maka diketahui cirri-cirinya sebagai berikut;
· Memiliki tulang pipi yang tebal.
· Memiliki otot kunyah yang kuat.
· Memiliki tonjolan kening yang mencolok.
· Memiliki tonjolan belakang yang tajam.
· Tidak memiliki dagu.
· Mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.
· Memiliki perawakan yang tegap.
· Memakan jenis tumbuh-tumbuhan.
Ø Pithecanthropus
Pithecanthropus berarti manusia kera. Fosil jenis ini banyak ditemukan di Trinil, Sangiran, Kedung Brubus, Sambung Macan dan Ngandong. Fosil ini pertama kali ditemukan oleh van Reitschotten. Kemudian selanjutnya diberikan kepada Eugene Dubois untuk diteliti lebih lanjut. Fosil Pithecanthrospus yang ditemukan antara lain; Pithecanthrospus Erectus, Pithecanthrospus Mojokertensis dan Pithecanthrospus Soloensis. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut;
· Tinggi badan sekitar 165-180 cm.
· Volume otak antara 750-1350 cc.
· Bentuk tubuh dan anggota badan tegap.
· Alat penguyah dan otot tengkuk sangat kuat.
· Bentuk geragam besar dengan rahang yang sangat kuat.
· Bentuk tonjolan kening tebal.
· Bentuk hidung tebal.
· Tidak memiliki dagu
· Bagian belakang kepala tampak menonjol.
Ø Homo Sapiens
Gambar 13. Ilustrasi evolusi manusia
Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang telah memiliki bentuk tubuh yang dengan manusia saat ini.Mereka dapat menggunakan akal dengan baik dalam menjalankan aktifitas kehidupannya. Kehidupan mereka sangat sederhana dan hidup mengembara. Jenis fosil Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia adalah fosil Homo Wajakensis. Fosil ini ditemukan oleh van Reitschotten, kemudian selanjutnya diteliti oleh Eugene Dubois. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa Homo Wajakensis termasuk dalam golongan bangsa Austroloide. Adapun cirri-cirinya sebagai berikut;
· Volume otaknya antara 1000-1200 cc.
· Tinggi badan antara 130-210 cm.
· Otot tengkuk mengalami penyusutan.
· Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan
· Muka tidak menonjol ke depan.
· Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna.
Manusia Purba di Luar Wilayah Indonesia
Ø Asia
Fosil manusia purba yang ditemukan di daratan Asia, salah satunya di Cina, tepatnya di daerah Choukoutien. Fosil ini diberi nama Sinanthropus Pekinensis. Disebut Sinanthropus karena volume otaknya lebih besar daripada Pithecanthropus Erectus. Berdasarkan benda-benda kebudayaan batu yang ditemukan maka para ahli menyimpulkan bahwa Sinanthropus telah memiliki sifat-sifat manusia.
Ø Eropa
Fosil-fosil manusia purba yang berhasil ditemukan di Eropa yakni di Jerman, Perancis dan Inggris.
· Jerman
Fosil yang ditemukan di kota Heidelberg, Jerman diperkirakan berasal dari zaman Dillivium Tua. Fosil yang yang ditemukan berupa rahang bawah dan sudah menyerupai manusia. Fosil ini diberi nama Homo Heidelbergensis. Fosil manusia purba juga ditemukan di lembah sungai Neander dekat Dusseldorf. Fosil ini diberi nama Homo Neanderthalensis yang artinya manusia lembah sungai Neander. Manusia purba ini diperkirakan hidup pada zaman Dillivium Tengah. Sifat-sifat yang dimiliki menyerupai manusia namun masih sangat sederhana.
· Perancis
Beberapa fosil ditemukan di Perancis diperkirakan berasal dari zaman Diluvium Muda. Fosil yang ditemukan antara lain; manusia Grimaldi dan Cro-Magnon. Manusia Grimaldi ditemukan di daerah Monaco. Bekas tengkoraknya menyerupai tengkorak bangsa Negro. Karena sifat-sifatnya yang mendekati manusia maka disebut dengan Homo Sapiens Bassilus. Sedangkan Cro-Magnon ditemukan di daerah Dordgne. Fosil ini mempunyai bentuk yang indah, tinggi dan besar serta telah memiliki sifat-sifat manusia.
· Inggris
Beberapa fosil manusia purba yang ditemukan di daerah Inggris berasal dari zaman Diluvium Muda dan masih tergolong jenis Homo Sapiens. Fosil ini dikenal dengan nama Piltdown. Fosil Pildown ditemukan oleh Dowson dan diberi nama Eoanthropus Dowson (Eoanthropus artinya fajarnya manusia). Di Inggris juga ditemukan fosil manusia Sussex. Fosil Sussex memiliki kesamaan dengan Pilldown.
Ø Afrika
Fosil manusia purba yang ditemukan di Afrika diperkirakan berasal dari zaman Diluvim Muda. Bentuk fosil hanpir sama dengan bentuk fosil Neandertalensis. Daerah penemuan fosil antara lain; Florisbad (Afrika Selatan), Dire Dawa (Ethiopia), Hopfield (Afrika Selatan), Eyasi (Tanganyika), Broken Hil (Rhodesia Utara), Hana Fteah (Afrika Utara). Fosil dari Rhodesia sering disebut dengan Homo Rhodensiensis.
Penemuan Manusua Purba berdasarkan Lapisan Bumi
Holosin
|
Homo Sapiens
|
Pleistosen Atas
(Lapisan Ngandong)
|
Homo Wajakensis
|
Pleistosen Tengah
(Lapisan Trinil)
|
Phitecanthropus Erectus
|
Pleistosen Bawah
(Lapisan Jetis)
|
Phitecanthropus Mojokertensis
Meganthropus Paleojavanicus
|
Peneliti Manusia Purba di Indonesia
ü Eugene Dubois
Ia adalah seorang dokter yang berkebangsaan Belanda yang pertama kali dating ke Indonesia. Tujuan kedatangannya adalah meneliti tentang keberadaan manusia purba di Indonesia. Ketertarikannya pada manusia purba muncul ketika ia mendapat kiriman berupa tengkorak manusia purba dari temannya yang bernama B.D. van Reitschotten pada tahun 1889. Dalam penelitiannya Eugene Dubois berhasil menemukan fosil tengkorak pada tahun 1890 di dekat desa Trinil, Jawa Timur. Fosil tersebut kemudian diberi nama Phithecanthropus Erectus (artinya manusia kera yang berjalan tegak).
ü Ter Haar, Oppernoorth, G.H.R. von Koenigswald.
Ketiga peneliti ini mengadakan penelitian di daerah Ngandong. Penemuannya telah berhasil menemukan 14 fosil manusia purba. Fosil yang terkenal adalah Homo Soloensis. Sekitar pada tahun 1946-1941, Koenigswalds menemukan fosil rahang bawah yang berukuran sangat besar, sehingga para ahli memberi nama Meghanthropus Paleojavanicus .
ü Tjokrohandoyo dan Duifjes
Penggalian yang dilakukan oleh Tjokrohandoyo dipimpin oleh Duifjes. Fosil –fosil yang ditemukan di desa Perning dekat Mojokerto dan Sangiran. Fosil itu kemudian diberi nama Homo Mojokertensis.
ü Prof.Dr. Teuku Jacob
Penelitian Teuku Jacob dilakukan di Sangiran kemudian meluas ke Bengawan Solo. Hasil dari penelitian ini yakni 13 fosil dan fosil terakhir ditemuan tahun 1973 di desa Sambung macan dan Sragen.
KUMPULAN SOAL
SEJARAH MASA PRA-AKSARA
– Soal Pilihan Ganda
1. Menurut peralatan yang digunakannya, pembabakan masa pra-aksara di Indonesia adalah zaman ………….
a. batu tua dan batu muda d. perundagian dan zaman perunggu
b. berburu dan bercocok tanam e. berburu dan meramu
c. batu dan logam
2. Ciri-ciri kehidupan pada zaman batu tua (palaeolithikum), kecuali ………………..
a. nomaden d. makanannya diperoleh langsung dari alam
b. mengenal bercocok tanam e. kebudayaan masih primitif dan sederhana
c. peralatan yang dihasilkan masih secara kasar
3. Perhatikan alat-alat dari zaman Batu Tua berikut ini!
1.) Gurdi 4.) Sudip
2.) Pisau 5.) Tombak
3.) Belati 6.) Mata tombak
Alat-alat yang termasuk budaya Pacitan adalah……
a. 1, 2, dan 3 d. 1, 2, dan 5
b. 2, 3, dan 6 e. 3, 4, dan 5
c. 1, 4, dan 6
4. Salah satu ciri kehidupan masa paleolithikum adalah food gathering, hal ini disebabkan karena…………….
a. manusia pada saat itu belum dapat membuat alat pertanian
b. peralatan yang dihasilkan masih sederhana
c. bentuk fisiknya masih lemah
d. hidupnya masih berpindah-pindah (nomaden)
e. bahan makanan yang tersedia dari alam cukup banyak.
5. Menurut geologi, zaman dimana telah ditemukan bukti bahwa manusia mulai ada yaitu………………
a. paleozoikum d. neozoikum
b. archaezoikum e. perundagian
c. mesozoikum
6. Fosil temuan pertama yang menjadi pangkal penyelidikan zaman pra-aksara di
Indonesia adalah ………………
a. Meganthropus Paleojavanicus d. Sinanthropus Pekinensis
b. Homo Sapiens e. Pithecanthropus Erectus
c. Pithecanthropus Mojokertonsis.
7. Manusia purba tertua di Indonesia adalah …………….
a. Pithecanthropus Erectus d. Homo Sapiens.
b. Pithecanthropus Mojokertonsis e. Homo Wajakensis
c. Meganthhropus Paleojavanicus
8. Kesenian zaman pleitocen yang berupa gambar-gambar tapak tangan berwarna merah
di gua Leang-leang ditemukan oleh ………….
a. Heeren –Palm d . E. Dubois
b. von Koennigswald e . Weidenreinch
c. T. Jacob
9. Hasil kebudayaan megalithikum berupa meja batu berkaki menhir yang digunakan
sebagai tempat sesaji dan pemujaan kepada roh nenek moyang disebut ……….
a. menhir d. dolmen
b. sarcophagus e. punden berundak
c. nekara
10. Berikut ini yang merupakan benda peninggalan dari kebudayaan Pacitan adalah ……
a. chopper d. kapak genggam
b. ujung tombak e. pebble
c. flakes
11. Berdasarkan letak lapisan tanahnya, kebudayaan Ngandong terletak di………….
a. pleistocen atas d. pleistocen bawah
b. holocen e. arkhaekum
c. pleistocen tengah
12. Perhatikan gambar di bawah ini!
Dari gambar-gambar tersebut yang merupakan hasil budaya Neolithikum adalah ….
a. 1 & 2 d. 2 & 4
b. 1 & 3 e. 3 & 5
c. 1 & 4
13. Revolusi kebudayaan yang terjadi pada zaman neolithikum di Indonesia adalah……..
a. sudah dapat bercocok tanam
b. sudah dapat membuat alat yang halus
c. kehidupan nomaden berubah ke kehidupan menetap
d. sudah mengenal perdagangan
e. kehidupan berburu dan mencari ikan
14. Perhatikan data berikut!
15. Suku yang masih mewarisi kebudayaan neolithikum dengan cara membuat pakaiannya dari kulit kayu adalah.
a. Suku Dani dan Suku Tengger d. Suku Dayak dan Suku Toraja
b. Suku Toraja dan Suku Minahasa e. Suku Minahasa dan Suku Badui
c. Suku Dayak dan Suku Asmat
16. Benda yang merupakan cirri khas kebudayaan neolithikum adalah ……………
a. kapak persegi dan kapak lonjong
b. kapak genggam dan kapak perimbas
c. kjokken moddinger dan . abris souche roche
d. pebble dan flakes
e. kapak bahu dan flakes
17. Zaman dimana telah dihasilkan benda dan bangunan yang terbuat dari batu besar adalah………
a. a. paleolithikum d. kainozoikum
b. b. mesolithikum e. megalithikum
c. c. neolithikum
18. Ciri khas dari kebudayaan neolithikum adalah dengan ditemukannya…..
a. abris sous roche d. Alat-alat tulang
b. kapak persegi e. kjokkenmoddinger
c. flakes
19. Bahasa yang dipakai oleh masyarakat prasejarah berasal dari rumpun bahasa ….
a. Austronesia
b. Melanesia
c. Polinesia
d. Mikronesia
e. Mongolia
– Soal Essay Singkat
1.Bekas-bekas dan sisa-sisa tumbuh-tumbuhan serta binatang yang membatu yang terdapat di lapisan bumi yang menjadi ciri khusus dari lapisan bumi tersebut disebut…………….
2.Masa peralihan dari zaman pra-aksara menuju zaman sejarah disebut ……………
3.Fosil manusia purba yang ditemukan di gua Choukoutien,Peking adalah…………
4.Corak kebudayaan mesolithikum yang banyak ditemukan di sepanjang pantai Sumatra Timur berupa ………….
5.Kebudayaan perunggu zaman pra-aksara berpusat di …………….
6. Ilmu yang mempelajari hasil-hasil kebudayaan (kebendaan) dari masa lampau disebut …………..
7. Nama Pithecanthropus Erectus yang diberikan oleh E. Dubois berarti ………..
8.Ciri kehidupan dengan cara mengumpulkan bahan makanan yang berasal dari alam disebut………….
9.Kebudayaan mesolithikum yang bercirikan hidup dan tinggal di gua-gua disebut …..
10.Bangunan peninggalan megalithikum yang berbentuk bertingkat-tingkat dan
digunakan sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang adalah ………….
11.Tehnik pembuatan benda dari logam dengan cara membuat model dari lilin terlebih dahulu disebut …………….
12. Tempat untuk mengolah logam disebut …………
13.Berdasarkan bentuknya kapak lonjong terbagi menjadi 2 yakni …………dan ………
14.Daerah pusat kapak lonjong di Indonesia berada di ……………….
15.Benda peninggalan zaman perunggu yang berbentuk seperti berumbung yang berpinggang di bagian tegahnya dan sisi atasnya tertutup disebut ………………..
16.Pembawa kebudayaan kapak persegi adalah …………………..
17.Wilayah DIY yang banyak ditemukan benda peninggalan zaman megalithikum berupa kubur batu berada di ………………..
18.Revolusi ciri kehidupan yang terjadi pada zaman neolithikum ditandai dengan ……….
19.Penemu fosil Meganthropus Paleojavanicus ialah ……………..
20.Kapak genggam masa mesolithikum dinamakan …………..
KUNCI JAWABAN
– Soal Pilihan Ganda
- C 6. E 11. A 16. A
- B 7. C 12. E 17. B
- D 8. A 13. C 18. E
- D 9. D 14. C 19. B
- D 10. A 15. D 20. E
– Soal Essay Singkat
1. leitfossil / fosil pandu
2. proto-sejarah
3. Sinanthropus Pekinensis
4. Kjokken moddinger / dapur sampah
5. Dongson
6. Arkeologi
7. manusia kera yang berjalan tegak
8. food gathering
9. abris souche roche
10. punden berundak
11. a cire perdue
12 . perundagian
13. walzeinbel (ukuran besar) dan kleinbel (ukuran kecil)
14. Papua
15. nekara
16. bangsa Austranesia
17. Wonosari
18. food gathering menjadi food producing
19. von Koennigswald
20. pebble
Catatan Plus ++
Cara Merawat Benda Peninggalan Sejarah
Benda peninggalan sejarah masa lalu terbagi menjadi dua bentuk yaitu benda bergerak dan benda tidak bergerak (monumen). Perlindungan untuk benda bergerak disimpan di museum sedangkan untuk benda tidak bergerak atau monumen dengan di pugar dan dirawat pada obyeknya.
Situs peninggalan sejarah yang ada di Indonesia tidak semua ditemukan dalam kondisi utuh, kondisinya dalam keadaan terkubur tanah dan komponen bangunannya yang berserakan. Kebijakan pemerintah dalam menguasai, melindungi serta memelihara situs bersejarah tersebut tercantum dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1992 pasal 13 ayat 1 yang berisi bahwa setiap orang yang memiliki benda cagar budaya wajib melindungi dan memeliharanya.
Mengingat benda peninggalan sejarah merupakan situs yang harus dilestarikan dan merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui (non renewable resources) maka rambu-rambu hukum yang ada harus dipatuhi oleh semua pihak.
Pemugaran dilaksanakan pada tahun 1990/1991-1994/1995 melalui Proyek Pelestarian / Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakal Bekas Kerajaan Majapahit.
Pemugaran ini dilakukan melalui beberapa tahap , antara lain
a. Pembongkaran batubata bahan dasar bangunan.
b. Pemasangan perkuatan teknis.
c. Rekonstruksi/ konsolidasi struktur bangunan .
d. Konservasi
e. Penataan situs.
Perlindungan dan pemeliharaan dilakukan dengan cara penyelamatan, pengamanan, perawatan dan pemugaran (PP No. 10 Tahun1993 Pasal 23 Ayat 1) dengan memperhatikan nilai sejarah dan keasilan bentuk serta pengamanannya (PP No. 10 Pasal 23 ayat 2 ). Khusus untuk pelaksanaan pemugaraan diberikan rambu-rambu yang lebih jelas, yang tercantum dalam keputusan Menteri Kebudayaan No. 063/U/1995 Pasal 12 Ayat 4 bahwa pelaksanaan pemugaraan harus memperhatikan prinsip-prinsip pemugaran yang meliputi keaslian bentuk ,bahan, pengerjaan, tata letak dengan mempertahankan nilai–sejarah, ilmu pengetahuan , dan kebudayaan.
Secara hukum terdapat pula upaya pencegahan benda cagar budaya dan situs serta lingkungannya dari kerusakan oleh tangan manusia. Dalam UU No. 5 Tahun 1992 Pasal 15 Ayat 1 dinyatakan bahwa setiap orang dilarang merusak benda cagar budaya dan situs serta lingkungannya. Selanjutnya dalam pasal 15 Ayat 2 dinyatakan tanpa izin pemerintah , setiap orang dilarang; (a) mengambil atau memindahkan benda cagar budaya, baik sebagian maupun seluruhnya, kecuali dalam keadaan darurat; (b) mengubah bentuk dan atau warna serta kesatuannya. Termasuk kegiatan yang dapat merusak cagar budaya adalah mengurangi, menambah, memindahkan , dan mencemari benda cagar budaya dan mengurangi , mencemari dan atau mengubah fungsi situs ( PP No. 10 Tahun 1993 Pasal 29 Ayat 2.
Pemanfaatan benda peninggalan sejarahsebagai obyek wisata ,pendidikan dan penelitian dapat menimbulkan kerusakan karena banyaknya pengunjung . Kerusakan itu timbul karena bahan bangunan berusia tua yang mudah pecah (fralige) dan rapuh. Untuk menjaga dari kerusakan tersebut maka hendaknya disekitar monument diberi tulisan peringatan bagi pengunjung. Dan untuk menghindari dari petir diatas monument dipasang penangkal petir. Selain itu perawatan disekitar situs dengan cara menghiasi taman dan membersihkan dari sampah.